Teringat peristiwa Dua puluh empat jam yang lalu, saat berada dalam ruangan kelas. Saat itu jam perkuliahan pun sedang berjalan dengan baik di temani dengan Mata Kuliah Epistimologi dengan metode pengajaran yang santai juga pemaparan yang dapat di mengerti dan sangat rasional mengenai epistimologi Do’a, membuat para mahasiswa di kelas itu terlihat sangat bersemangat dan antusias, karena selain wawasan berfikir yang semakin terbuka dan meluas, mereka pun tak jarang untuk sesekali bertanya kepada sang dosen yang berbicara saat memaparkan materi tidak dapat di rem.
Dalam buku epistimologi Do’a karya Dadang Ahmad Fajar, MAg. Sedikit saya jelaskan mengenai definini nya. Beliau memaparkan kurang lebih seperti ini.
Seiring dengan kedudukan manusia sebagai khalifah di bumi, maka doa menjadi sangat penting dalam hidup manusia. Dalam situasi dan perkembangan nya, do’a turut serta mewarnai kasus kehidupan. Langkah manusia dalam menuju kesuksesan hidup dinilai kurang menurut kaca mata agama jika tidak menyertakan Do’a sebagai bagian dari usaha itu.
Sebagai contoh, perjalanan nabi Adam yang sepanjang hidupnya selalu mengutamakan doa sebagai media komunikasi dengan Tuhan, segala kebutuhan yang meunjang kedudukannya sebagai khalifah pertama selalu di panjatkan melalui doa-doa, termasuk tobatnya atas penyimpangan yang dilakukannya ketika di syurga.
Dalam kasus ini, Al-qur’an mencatat bahwa ungkapan pertama yang dilakukan Adam untuk memenuhi kehidupannya adalah permintaan TEMAN HIDUP yang kemudian dikabulkan oleh Allah dengan kelahiran Hawa yang menjadi teman hidup di Syurga.
Nah, sedikit menyinggung tentang TEMAN HIDUP. Saat itu dosen sedang menerangkan bahwa do’a itu banyak macam nya, lalu seorang teman di sebelah ku bertanya.
“ pak, maaf, kalau ga salah saya pernah mendengar do’a untuk meminta jodoh, atau bisa juga minta di pertemukan jodoh di dalam surat yusuf ayat berapa ya pa?”
Lalu suasana kelas pun mulai bersemangat, (maklum anak-anak muda yang mulai meninjak pada pengertian bagaimana cinta yang dewasa) dan ingin banyak tau alias ‘Kepo’ bahasa populernya pada zaman ini, yah bahasa akademisnya bisa di bilang Kritis gitu ya.
Beliau (dosen) langsung menyambut pertanyaan itu dengan sebuah senyuman. Dan menjawab pertanyaan dari teman di sebelah ku.
“ Neng, Do’a meminta Jodoh itu banyak, buka hanya ada di dalam surat yusuf yang neng tau, ya salah satu nya ( Ya allah jika dia jodoh ku dekatkan, dan jika dia bukan jodoh ku tolong di jauhkan, dan berikan yang jauh lebih baik )’ haha, do’a itu popular juga ya, buat para abg yang mulai menjaci jodoh, hehe.’ Bahkan saat neng sedang shlat Dhuha, itu adalah salah satu neng saat meminta do’a di dekatkan nya jodoh neng loh, “
Teman di sebelah ku, belum merasa cukup puas, lalu dia kembali bertanya mengenai istikhoroh dalam mengambil keputusan dari dua pilihan, lagi-lagi masalah TEMAN HIDUP.
Bapa pun kembali menjawab
“ Nah, yang seperti ini yang menjadi keliru, kenapa istikhoroh itu selalu pada dua pilihan kebanyakan nya, terutama masalah jodoh. (anak-anak pun mulai kebingungan, yang tak mengerti akan maksud dari pembicaraan beliau) oke skerang begini, neng saya punya 3 buku sekarang, buku A(catatan uang kas) buku B (catatan mata kuliah) Buku C ( Sebuah buku pembelajaran), lalu beliau memberikan buku A dan B pada si Neng, dan bertanya, mana yang kamu pilih Neng, Buku A atau B?
Neng menjawab “ yang B pa ( karna sampul yang bergambar, dan membuat tertarik di banding buku A yang polos tidak ada menariknya sama sekali).
Kembali dosen memberikan pilihan “oke sekarang neng pilih yang mana, Buku B atau buku C?”
Neng pun kembali memilih, dan kali ini pilihan nya jatuh pada buku C karna dia merasa buku C dapat memberikan banyak ilmu untuk di baca.
“ Terbuktikan? Neng memilih yang berbeda. Nah disini ada 3 pilihan, diamana dari 3 pilihan itu neng memilih yang terbaik. Dan kita tidak tau jika banyak pilihan yang jauh lebih baik lagi untuk Neng, mungkin kembali neng akan memalingkan pilihannya pada yang lain, atau bahkan kembali pada pilihan awal, apa salah nya, jika kita berdo’a saat Beristikhoroh seperti ini ‘ Ya Rabb, berikan lah aku satu dari sekian banyak pilihan yang kau berikan, jika bnyak laki-laki yang baik pilihkan lah untuk ku satu yang menjadi pilihan mu, dan jika pilihan mu ada di golongan kafir segera muslimkan dia, jika seseorang itu ada dalam kejelekan segera solehkan dia, untuk menemuiku, membina sebuah keluarga yang kau Ridhoi. Sebaliknya juga untuk laki-laki”
Ya memang benar, kita terlalu sempit berpikir dan membayangkan yang ada. Bahkan saat kita merasa sangat yakin, bahwa jodoh yang dipilihkan Allah itu, adalah orang yang selalu ada dan bersama-sama dengan kita, bahkan sesuatu itu belum tentu, Yah intinya .
‘Jangan meminta satu dari beberapa pilihan tapi, pilihlah satu dari sekian banyak manusia yang ada yang terbaik. Jika kita menginginkan bahwa pilihan Allah lah yang akan menuntun kita dalam kebahagian sebuah Cinta' Yakinlah dengan pilihan Allah. janji Allah itu nyata :-)
Pelajaran yang diambil dari Dua puluh empat jam yang lalu
Horeee... agnia jadi blogger!
BalasHapusGood!
hhe... alhamdlillah..
BalasHapusbiar lebih semangat ternyata nulisnya,,,